English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
NAHDLATUL ULAMA BERKOMITMEN TETAP MEMPERTAHANKAN PANCASILA DAN UUD 1945 DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Karena menurut NU, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI adalah upaya final umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia

Nuzulul Qur’an Dan Pengertiannya

Diposting oleh Musholla BAITUL HASAN Minggu, 29 Juli 2012 0 komentar



I. Pengertian Nuzulul-Qur’an dan Tahapan turunnya.

1. Pengertian Nuzulul-Qur’an.

Nuzul Al-Quran atau yang di Indonesia sering ditulis Nuzulul Qur’an terdiri dari dua kata. Yakni Nuzul dan Al-Qur’an.

Kata Nuzul dalam bahasa arab berasal dari Madli Nazala yang berari ”Alhayuthu min uluwwin

ilaa safalin” yakni ”meluncur dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.”

Kata Qur’an berasal dari madli qara’a. Kata Al-Qur’an itu berbentuk mashdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’un ( Yang dibaca ). Kemudian dipakai kata “Qur’an” itu untuk Al-Quran yang dikenal sekarang ini. Adapun definisi Al-Qur’an adalah : ”Kalam allah SWT, yang merupakan Mu’jizat yang diturunkan (di Wahyukan ) kepada Nabi Muhammad SAW, yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan Mutawatir serta membacanya adalah Ibadah.”

Pengertian Nuzulul Qur’an adalah ”Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur’an) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Msalaikat Jibril as secara bertahap”.

2. Tahap – tahap turunnya Al Qur’an.

Yang dimaksud dengan ”Tahap – tahap turunnya Al-Qur’an” ialah tertib dari fase – fase disampaikan kitab Suci Al-Qur’an, mulai dari sisi allah SWT hingga lansung kepada nabi Muhammad SAW. Kitab Suci ini tidak seperti Kitab – Kitab Suci sebelumnya. Sebab, Kitab Suci ini kebanyakan diurunkan secara bertahap – tahap, sehingga betul – betul menunjukkan kemu’jizatannya. Disamping itu, penyampaian Kitab Suci tersebut sangat luar biasa, yang tidak diliki oleh kitab – kitab sebelumnya.

Tahap – tahap diturunkannya Al-Qur’an ada tiga fase atau tahapan, seperti yang akan dijelaskan berikut dengan dalil, cara-cara turun, dan hikmahnya :

a. Tahap Pertama, Al-qur’an diturunkan

Tahapan Pertma, Al-qur’an diturunkan / ditempatkan ke Lauh Mahfudh. Yakni, suatu tempat dimana manusia tidak bisa mengetahuinya secara definitif / pasti.

Dalil yang mengisyaratkan bahwa Al-qur’an itu ditempatkan di Lauh mahfudh itu ialah keterangan Firman Allah SWT:

” Bahkan ( Yang didustakan mereka ) itu ialah al-Qur’an yang mulia yang tersimpan di lauh mahfudh.” ( QS. Al Buruj : 21 – 22 )

Tetapi mengenai sejak kapan Al-quran ditempatkan di Lauh mahfudh, dan bagaimana caranya adalah merupakan hal-hal ghaib tidak ada yang mampu yang mengetahuinya, selain dari Allah SWT, Dzat Yang Maha Mengetahui segala hal yang tersembunyi. Namun, mengenai bagaimana cara turunnya Al-qur’an itu ke lauh mahfudh dapat di sistematiskan secara sekaligus keseluruh al-Qur’an itu.

b. Tahapan Kedua

Tahapan kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul Izzah di Langit dunia.

Jadi, setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul Izzah di Langit Dunia atau Langit terdekat dengan bumi ini.

Banyak dalil yang menerangkan penurunan Al-Qur’an tahapan kedua ini, baik dari ayat Al-Qur’an ataupun dari Hadits Nabi Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut :

Sesungguhnya Kami menurunkan-Nya ( Al-qur’an ) pada suatu malam yang diberkahi. ( QS. Ad-Dukhon : 3 ).
Sesungguhnya Kami telah menurunkan-Nya ( Al-qur’an ) pada malam kemuliaan. ( QS. Al-Qadri : 1 ).

” ( Beberapa hari itu ) ialah Bulan Ramadlan, bulan yang didalamnya diturunkan permulaan ) Al-Qur’an ”. ( QS. Al-Baqarah : 185 ).

Hadits Riwayat Hakim dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas RA dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda :

Al-Qur’an itu dipisahkan dari pembuatannya lalu diletakkan di Baitul Izzah dari langir dunia, kemudian mulailah malaikat jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW.

( HR. Hakim dari Ibnu Jubair dari Ibnu Abbas RA. ).

Hadits Riwayat An-Nasa’i, Hakim, dan Baihaqi dari Ibnu Abbas RA. Beliau berkata :

Al-Qur’an itu diturunkan secara sekaligus kelangit Dunia pada Malam Qadar, kemudian setelah itu diturunkan ( Sedikit demi sedikit ) selama 20 tahun.

( HR. An-Nasa’i dari Ibnu Abbas RA. ).

Hadits Riwayat Hakim, Baihaqi dan lain-lain dari Ibnu Abbas RA beliau berkata :

Al-Qur’an itu diturunkan secara sekaligus kelangit Dunia, dan hal itu adalah seperti perpindahan bintang-bintang, allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW sebagian setelah sebagian ( yang lain ). ( HR. Hakim, Baihaqi dari Ibnu Abbas RA. ).

Semua dalil ayat dan Hadits-Hadits tersebut diatas menunjukkan turunnya Al-Qur’an tahap kedua ini dan turunnya, yaitu secara sekaligus turun seluruh isi Al-Qur’an dari Lauh Mahfudh ke Baitul Izzah dilangit dunia.

Dari Sama’ al-Dun-ya, atau tepatnya di Bait al-Izzah kemudian Malaikat Jibril membawa lafadh Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, secara berangsur-angsur. Dan lafadh yang dibawa Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Kalam Allah yang disebut Al-Qur’an.

Baik Jibril yang menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW maupun Nabi Muhammad sendiri yang menerima Kalam Allah itu, samasekali tidak mempunyai otoritas menyusun apalagi mengubahnya. Segala sesuatunya baik dalam susunan kalimat maupun maknanya merupakan wewenang Allah SWT. Dan susunan kalimat, berikut isi kandungan Al-Qur’an adalah Mu’jiz, artinya, susunan dan kata letak huruf-huruf Al-Qur’an adalah Mu’jizat yang tak tertandingi oleh susunan kata dan huruf mahluk manapun.

Hikmah diturunkannya Al-Qur’an dari Lauh Mahfudh ke Baitul Izzah ada tiga hal sebagai berikut :

Menunjukkan kehebatan dan kemu’jizatan Al-Qur’an, yang turunnya tidak sama dengan kitab-kitab suci yang lain, tetapi berbeda dan secara khusus, yaitu dengan diturunkan secara bertahap-tahap.
Menjelaskan kebesaran Nabi Muhammad SAW yang menerimakitan suci Al-Qur’an ini, yang tidak diterimanya langsung secara sekali diterima, melainkan diatur secara bertahap. Mula-mula di tempat Lauh Mahfudh, lalu ke Baitul Izzah secara sekaligus, baru kemudian disampaikan langsung kepada beliau secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit.
Memberitahukan kepada para Malaikat dan para Nabi serta para Rasul terdahulu, mengenai kemuliaan dan ketinggian Nabi Muhammad SAW sebagai rasul penghabisan, dan kitab suci terakhir yang diterimanya.

c. Tahapan Ketiga

Tahapan Ketiga, Al-qur’an turun dari Baitul Izzah dilangit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW. Artinya, baik melalui perantaraan Malaikat Jibril, atau pun secara langsung ke dalam hati sanubari Nabi Muhammad SAW, maupun dari balik tabir.

Dalilnya, ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi, antara lain :

” Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas.” ( QS. Al-Baqarah ; 99 ).
”Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an, dan yang lain (ada ayat-ayat) yang mutasyabbihat.” ( QS. Ali Imran :7 ).
”Ia ( Alquran ) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin(Jibrl) ke dalam hatimu ( Muhammad ) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang – orang yang memberi peringatan .” ( QS.Asy – Syu’ara :193 – 194).

”Sesungguhnya Al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW seraya berkata: ” Wahai Rasulullah, bagaimanakah wahyu itu datang kepadamu ? Maka Rasulullah SAW bersabda: ” kadang-kadang datang kepadaku seperti gemurunnya bunyi lonceng, dan itu paling berat bagiku. Maka begitu berhenti bunyi itu dariku, aku telah mengusai apa yang sudah diucapkannya. Dan kadang-kadang malaikat menyamar kepadaku sebagai laki-laki, lalu mengajak berbicara denganku. Maka aku kuasai apa yang dikatakannya.” Aisyah lalu berkata: ” Saya pernah melihat beliau wahyu pada hari yang sangat dingin, tetapi begitu selesai wahyu itu dari beliau, maka bercucurlah keringat dipelipis beliau.” ( H.R. Al-Bukhari ).


II. Dalil dan Bukti Nuzul Al-Qur’an secara berangsur.

Firman Allah SWT ;

”Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur – angsur, agar kamu membacakannya perlahan – lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian ( QS. Al – Isra: 106 ).

” Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah[***] supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).

[ *** ]. Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati nabi Muhammad s.a.w menjadi kuat dan tetap

Demikian sekilas sejarah singkat Peristiwa turunnya Al-Qur’an Al-Karim. Semoga Manfaat

Daftar Pustaka

Kamaluddin Marzuki, Ulum Al-Qur’an, Remaja Rosdakarya Bandung, 1994
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT. Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994
Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu Surabaya 2000(sumber)



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
INGAT, PEMILU / PILKADA JANGAN GOLPUT :
SATU SUARA ADALAH SATU HARAPAN JIKA SATU SUARA TERBUANG BERARTI SATU HARAPAN HILANG
JIKA ANDA GOLPUT ANDA KEHILANGAN KESEMPATAN MEMPERBAIKI BANGSA INI

PEMBERITAHUAN LAMAN INI MENERIMA SUMBANGAN ARTIKEL KEASWAJAAN, KEBANGSAAN DAN KEINDONESIAN Kirimkan Artikel anda ke : alhasan-petarukan@gmail.com