English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
NAHDLATUL ULAMA BERKOMITMEN TETAP MEMPERTAHANKAN PANCASILA DAN UUD 1945 DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Karena menurut NU, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI adalah upaya final umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia

Foto anak anak Peserta Khitanan Massal Musholla Baitul Hasan 2012

Diposting oleh Musholla BAITUL HASAN Rabu, 22 Agustus 2012 0 komentar






1. AGUS SURYADI 2.AHMAD BASITH











3.BAMBANG KIRONO 4.DIMAS ARDIANSYAH













5. ILHAM ALI AHMADI 6. FIKRI MAULANA











7. M. ALWI NURDIN 8. JAVAS MAULANA MARTHA











9. DZIA'UL MA'ARIF 10. RIFQI JUNIANSYAH












11.RINALDI AHZAN 12.M. YUSUF ARIF








NUR KHOLIS












Sudah menjadi rutinitas tahunan Jama'ah musholla Baitul Hasan Petarukan dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat yakni mengadakan khitanan massal bagi warga petarukan.bahkan pada tahun ini ada salah satu peserta khitan yang berdomisili Jakarta.

Rangkaian Acara Halal Bi Halal Tahun 2012

Diposting oleh Musholla BAITUL HASAN Selasa, 21 Agustus 2012 0 komentar














Rabu,22 Agustus 2012

* Pukul 06.00 WIB : Ziarah ke Makam Masyayikh Musholla Baitul Hasan di Maqbaroh Bulu -
Petarukan

* Pukul 07.00 WIB : Pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA, di Musholla Baitul Hasan

*Pukul 13.00 WIB : Pawai Khitanan Massal, Start Halaman Musholla Baitul Hasan

*Pukul 14.00 WIB : Prosesi Khitanan Massal, di Halaman Musholla Baitul Hasan

*Pukul 20.00 WIB : Pengajian Umum, di Halaman Musholla Baitul Hasan



بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan semakin jauhnya zaman kita saat ini dengan zamannya baginda Nabi Muhammad Shollallaah ‘alaih wa sallam dan para sahabat, dan juga seiring dengan dinamika yang terus berkembang di masyarakat, maka dewasa ini sering kita lihat peselisihan di antara kaum muslimin sendiri. Terhadap permasalahan ini, Baginda Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam sudah memberikan pedoman bagi kita agar mengikuti as-sawaad al-a’zhom (jama’ah kaum muslimin yang terbanyak), karena kesepakatan mereka (as-sawaad al-a’zhom) mendekati ijma’, sehingga kemungkinan keliru sangatlah kecil.
حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي . حدثنا الوليد بن مسلم . حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي . حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة . فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم

“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham).”
(HR. Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih)

al-Imam as-Suyuthi rahimahullaah menafsirkan kata As-sawadul A’zhom sebagai sekelompok (jamaah) manusia yang terbanyak, yang bersatu dalam satu titian manhaj yang lurus. (Lihat: Syarah Sunan Ibnu Majah: 1/283). Menurut al-Hafidz al-Muhaddits Imam Suyuthi, As-Sawad Al-A’zhom merupakan mayoritas umat Islam.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqolani menukil perkataan Imam Ath-Thabari mengenai makna kata “jamaah” dalam hadits Bukhari yang berbunyi, “Hendaknya kalian bersama jamaah”, beliau berkata, “Jamaah adalah As-Sawad Al-A’zhom.” (Lihat Fathul Bari juz 13 hal. 37)

Ibnu Hajar al-Atsqolani pun memaknai “Jama’ah” sebagai As-Sawad Al-A’zhom (mayoritas umat Islam).

Hadits di atas juga senada dengan hadits yang masyhur dan shohih berikut ini
اختلفت اليهود على إحدى وسبعين فرقة سبعين من النار وواحدة في الجنة واختلفت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة إحدى وسبعون فرقة في النار وواحدة في الجنة وتختلف هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة اثنتان وسبعون في النار وواحدة في الجنة فقلنا : انعتهم لنا قال : السواد الأعظم

Umat Yahudi terpecah menjadi 71 firqoh, 70 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat Nashoro terpecah menjadi 72 firqoh , 71 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat ini akan terpecah menjadi 73 firqoh, 72 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga.”

Kami (para sahabat) bertanya, “Tunjukkan sifatnya untuk kami.” Beliau menjawab, “As-Sawad Al-A’zhom.”

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir juz 8 hal. 273 nomor 8.051.

Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan At-Tirmidzi secara ringkas. Juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan rijalnya tsiqoh.” (Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 350 nomor 10.436)

Begitu juga senada dengan hadits shohih berikut ini
لا يجمع الله أمر أمتى على ضلالة أبدا اتبعوا السواد الأعظم يد الله على الجماعة من شذ شذ فى النار

“Allah tidak akan membiarkan ummatku dalam kesesatan selamanya. Ikutilah As-Sawad Al-A’zhom. Tangan (rahmah dan perlindungan) Allah bersama jamaah. Barangsiapa menyendiri/menyempal, ia akan menyendiri/menyempal di dalam neraka.”

Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas juz 1 hal. 202 nomor 398 dan dari Ibnu Umar juz 1 hal. 199 nomor 391 (Jami’ul Ahadits: 17.515)

Selanjutnya perhatikan juga hadits shohih berikut ini:
قال أبو أمامة الباهلي : عليكم بالسواد الأعظم
رواه عبد الله بن أحمد والبزار والطبراني ورجالهما ثقات

Abu Umamah Al-Bahili berkata, “Hendaknya kalian bersama As-Sawad Al-A’zhom. (golongan mayoritas umat Islam)”. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dan Al-Bazzar dan Ath-Thabrani, rijal mereka berdua tsiqoh. (Lihat Majma’uz Zawaid nomor 9.097)

Demikianlah nasehat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam kepada kita, agar kita mengikuti mayoritas umat Islam dan jangan menyendiri/menyempal, karena ancamannya neraka. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam telah menjamin bahwa mayoritas umat Islam tidak mungkin berada dalam kesesatan, sebagai umat Islam sudah pasti kita wajib iman/percaya dan tidak ada keragu-raguan setitikpun pada beliau.

Semoga kita semua tergolong dalam kelompok As-Sawad Al-A’zhom (mayoritas umat Islam) yaitu kaum ahlussunnah wal jama’ah yang diikuti oleh 80% ummat Islam diseluruh dunia, karena aliran inilah yang masih steril dari kontaminasi Syi'ah (berkembang di Iran),Wahabi/Salafy (berkembang di Saudi) dan sempalan lainnya,kaum Ahlussunnah selalu berpedoman kepada Al-Qur’an, al-Hadits, al-Ijma’ dan al-Qiyas, yang kemudian pengamalan syari’atnya/fiqhnya berdasarkan salah satu dari 4 madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), aqidahnya berdasarkan faham Asy’ariyah-Maturidiyah, dan ihsan/Tashawufnya mengikuti Syekh Imam Abu Qosim Al-Junaidi Al-Baghdadi dan Abu Hamid Al Ghazali.

www.jundumuhammad.wordpress.com

Silaturrahmi keliling Remaja Al Hasan

Diposting oleh Musholla BAITUL HASAN Senin, 20 Agustus 2012 0 komentar




Seperti tahun tahun sebelumnya, sudah menjadi rutinitas IRHAS adalah Silaturrahim keliling kampung ,tak ada satu rumahpun di gang musholla yang terlewatkan. dan sudah menjadi kebiasaan pula,ketika dirumah seorang tokoh,jamaah silaturrahim keliling dipersilahkan istirahat untuk mendengar wejangan dan doa,,dilanjutkan dengan nyamikan sekedarnya,,


Eksistensi Kemenangan di Hari nan Fitri

Diposting oleh Musholla BAITUL HASAN 0 komentar



Setiap muslim tentunya merindukan dengungan takbir yang nantinya menandakan datangnya hari raya umat Islam sedunia. Idul Fitri yang menurut orang-orang sebagai hari kemenangan ini merupakan puncak klimaks dalam mengekspresikan kebahagiaan, di hari itu manusia
tumplek blek berkumpul untuk merayakan Idul Fitri.
Namun, dibalik semua itu, yang patut kita renungkan adalah makna dari kemenangan di hari Idul Fitri itu, bagaimanakah eksistensi kemenangan hari raya Idul Fitri dan bagaimanakah seharusnya dirayakan? Ketika melihat iklan di televisi, pastinya kita akan menemukan iklan yang bertuliskan penyebutan Idul Fitri sebagai Hari kemenangan. Terus terang hingga saat ini saya masih belum mencerna kenapa Idul Fitri disebut hari kemenangan. Apakah kemenangan dalam memakai baju baru, kemenangan karena tidak berpuasa lagi?

Kalau ditelusuri lebih cemerlang, hari kemenangan itu justru di awal Ramadhan, karena kita berhasil mencapai bulan penuh berkah ini. Kita berhasil menemui masa dimana setan dibelenggu dan pahala dilipatgandakan. Ramadhanlah hari-hari penuh kemenangan dan suka cita. rejeki berlimpah dan aneka kesenangan lainnya.

Maka tidak heran betapa gembiranya Rasulullah dan para sahabat tatkala bulan Ramadhan hendak datang. Bahkan sejak bulan Rajab, kegembiraan itu sudah dirasakan.

Sementara 1 Syawal adalah hari penuh kesedihan dan kekalahan. Hari itu setan lepas dari belenggunya. Ibadah dihitung normal lagi. Dan semua ibadah akan terasa berat lagi. Dan kita justru bersuka cita atas itu? Dan mengatakan ini hari Kemenangan? Jangan-jangan kita adalah syetan yang telah lepas dari penjara Ramadhan? Semoga kita termasuk hamba yang bersyukur.

Coba kita perhatikan bagaimana sholat orang-orang ketika telah melewati 1 Syawal. Berapa shaf sholatnya? Atau jangan-jangan masjid di tempat kita malah libur hari itu karena pengurusnya sibuk menerima tamu di rumah. Jika demikian yang terjadi maka lengkaplah sudah kemenangan ini. Dan mungkin setan akan bersorak sorai menyambut hari kemenangan ini.

Jadi jangan heran juga kenapa Rasulullah dan para sahabatnya justru menangis di hari-hari terakhir Ramadhan. Bukan karena menangis haru, tapi menangis karena Ramadhan akan pergi dan tak ada satupun kepastian mereka akan berjumpa lagi dengan bulan penuh ampunan itu.

Lalu, bagi siapakah kemenangan itu? Mengapa Idul Fitri disebut sebagai hari kemenangan? Kalimat Minal Aidin wal Faidzin yang populer diucapkan kepada sesama bermakna “semoga kita termasuk orang-orang yang kembali memperoleh kemenangan.” Menurut para ahli, kata al-faidzin diambil dari kata ‘fawz‘ sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an bermakna ‘keberuntungan’ atau ‘kemenangan’. Kemenangan adalah milik mereka yang berhasil melewati ujian kesabaran menahan diri dari godaan nafsu baik nafsu makan dan minum maupun nafsu syahwat setelah menuntaskan kewajiban agamanya selama bulan Ramadhan. Bagi yang telah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh dengan khusyuk akan merayakan hari kemenangan dengan penuh kenikmatan. Maka, makna kemenangan di hari lebaran sebenarnya adalah kemenangan hati.

Hari kemenangan seperti itu hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang berpuasa, yang bisa menahan diri selama satu bulan lamanya, untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menggugurkan amal berpuasa, dan selama itu pula senantiasa mengerjakan amal kebajikan. Tentu saja kemenangan seperti itulah kemenangan yang maha dahsyat.

Musuh terberat manusia itu adalah dirinya sendiri, ketika kita mampu mengalahkan diri sendiri, maka kita akan mudah mengalahkan yang lainnya, hari kemenangan sesungguhnya lebih dari hanya sekedar suka cita, hari kemenangan harus dimaknai sebagai awalnya kita menjadi suci kembali, adanya hari kemenangan inilah yang turut memotivasi kita untuk tekun berpuasa selama satu bulan penuh, tanpa ingin mengabaikannya satu hari pun, disamping karena takut kepada Allah swt, tentu saja karena ingin mencapai puncak kemenangan di hari yang fitri. Semoga saja Idul Fitri tahun ini kita selalu lebih baik dari tahun-tahun yang kemarin.

Foto Idul Fitri 1433 H, 19 Agustus 2012

Diposting oleh Musholla BAITUL HASAN Minggu, 19 Agustus 2012 0 komentar

















FOTO FOTO PELAKSANAAN SHOLAT IED DI MUSHOLLA BAITUL HASAN , IDUL FITRI 1433 JATUH PADA HARI AHAD 19 AGUSTUS 2012 . SESUAI PENGUMUMAN KEMENTRIAN AGAMA RI .

Tabuh Beduk sewengi muput

Diposting oleh Musholla BAITUL HASAN 0 komentar




MALAM IDUL FITRI ,SEPERTI BIASANYA NABUH DRUDEG (TABUH BEDUG BERIRAMA)SEMALAM SUNTUK DI MUSHOLLA BAITUL HASAN

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
INGAT, PEMILU / PILKADA JANGAN GOLPUT :
SATU SUARA ADALAH SATU HARAPAN JIKA SATU SUARA TERBUANG BERARTI SATU HARAPAN HILANG
JIKA ANDA GOLPUT ANDA KEHILANGAN KESEMPATAN MEMPERBAIKI BANGSA INI

PEMBERITAHUAN LAMAN INI MENERIMA SUMBANGAN ARTIKEL KEASWAJAAN, KEBANGSAAN DAN KEINDONESIAN Kirimkan Artikel anda ke : alhasan-petarukan@gmail.com